- Pedagogi kerja, diamana siswa belajar dengan membuat produk yang bergunua atau menyediakan layanan yang bermanfaat.
- Pembelajaran kooperatif, dimana kegiatan mengajar dan belajar dilakanankan berdasarkan kerjasama dalam proses yang produktif.
- Pembelajaran berbasis penyelidikan, dimana kagiatan ini dapat dilakukan dengan metode trial dan error yang melibat kelompok kerja, dll
- Metode kerja ilmu pengetahuaan alam atau sains, khususnya kegiatan pembelajaran dengan pendekatan induktif, pendekatan ilmiah, dsb.
- Pembelajaran berbasis atau berpusat pada minat siswa belajar dan rasa ingin tahu mereka.
PEDAGOGI TRANSFORMATIF
ANDRAGOGI DAN PEDAGOGI
Perbedaan Andragogi dan Pedagogi
No
|
Asumsi
|
Pedagogik
|
Andragogi
|
1
|
Kosep tentang diri peserta didik | Peserta didik digambarkan sebagai seseorang yang bersifat tergantung. Masyarakat mengharapkan para guru bertanggung jawab sepenuhnya untuk menentukan apa yang harus dipelajari, kapan, bagaimana cara mempelajarinya, dan apa hasil yang diharapkan setelah selesai | Adalah suatu hal yang wajar apabila dalam suatu proses pendewasaan, seseorang akan berubah dari bersifat tergantung menuju ke arah memiliki kemampuan mengarahkan diri sendiri, namun setiap individu memiliki irama yang berbeda-beda dan juga dalam dimensi kehidupan yang berbeda-beda pula. Dan para guru bertanggungjawab untuk menggalakkan dan memelihara kelangsungan perubahan tersebut. Pada umumnya orang dewasa secara psikologis lebih memerlukan penga- rahan diri, walaupun dalam keadaan tertentu mereka bersifat tergantung. |
2
|
Fungsi Pengalaman peserta didik | Di sini pengalaman yang dimiliki oleh peserta didik tidak besar nilainya, mungkin hanya berguna untuk titik awal. Sedangkan penglaman yang sangat besar manfaatnya adalah pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari gurunya, para penulis, produsen alat-alat peraga atau alat-alat audio visual dan pengalaman para ahli lainnya. Oleh karenanya, teknik utama dalam pendidikan adalah teknik penyampaian yang berupa: ceramah, tugas baca, dan penyajian melalui alat pandang dengar. | Di sini ada anggapan bahwa dalam perkembangannya seseorang membuat semacam alat penampungan (reservoair) pengalaman yang kemudian akan merupakan sumber belajar yang sangat bermanfaat bagi diri sendiri mau pun bagi orang lain. Lagi pula seseorang akan menangkap arti dengan lebih baik tentang apa yang dialami daripada apabila mereka memperoleh secara pasif, oleh karena itu teknik penyampaian yang utama adalah eksperimen, percobaan-percobaan di laboratorium, diskusi, pemecahan masalah, latihan simulasi, dan praktek lapangan. |
3
|
Kesiapan belajar | Seseorang harus siap mempelajari apapun yang dikatakan oleh masyarakat, dan hal ini menimbulkan tekanan yang cukup besar bagi mereka karena adanya perasaan takut gagal, anak-anak yang sebaya diaggap siap untuk mempelajari hal yang sama pula, oleh karena itu kegiatan belajar harus diorganisasikan dalam suatu kurikulum yang baku, dan langkah-langkah penyajian harus sama bagi semua orang. | Seseorang akan siap mempelajari sesuatu apabila ia merasakan perlunya melakukan hal tersebut, karena dengan mempelajari sesuatu itu ia dapat memecahkan masalahnya atau dapat menyelesaikan tugasnya sehari-hari dengan baik. Fungsi pendidik di sini adalah menciptakan kondisi, menyiapkan alat serta prosedur untuk membantu mereka menemukan apa yang perlu mereka ketahui. Dengan demikian program belajar harus disusun sesuai dengan kebutuhan kehidupan mereka yang sebenarnya dan urutan-urutan penyajian harus disesuaikan dengan kesiapan peserta didik. |
4
|
Orientasi belajar | Peserta didik menyadari bahwa pendidikan adalah suatu proses penyampaian ilmu pengetahuan, dan mereka memahami bahwa ilmu-ilmu tersebut baru akan bermanfaat di kemudian hari. Oleh karena itu, kurikulum harus disusun sesuai dengan unit-unit mata pelajaran dan mengikuti urutan-urutan logis ilmu tersebut , misalnya dari kuno ke modern atau dari yang mudah ke sulit. Dengan demikian, orientasi belajar ke arah mata pelajaran. Artinya jadwal disusun berdasarkan keterselesaian nya mata-mata pelajaran yang telah ditetapkan. | Peserta didik menyadari bahwa pendidikan merupakan suatu proses peningkatan pengembangan kemampuan diri untuk mengembangkan potensi yang maksimal dalam hidupnya. Mereka ingin mampu menerapkan ilmu dan keterampilan yang diperolehnya hari ini untuk mencapai kehidupan yang lebih baik atau lebih efektif untuk hari esok. Berdasarkan hal tersebut di atas, belajar harus disusun ke arah pengelompokan pengembangan kemampuan. Dengan demikian orientasi belajar terpusat kepada kegiatannya. Dengan kata lain, cara menyusun pelajaran berdasarkan kemampuan-kemampuan apa atau penampilan yang bagaimana yang diharap kan ada pada peserta didik. |
Manajemen Kelas
Pedagogi Teoritis Dan Prinsip - Prinsip Pedagogis
Paedagogi Praktis Abad ke-21
Menurut Carpenter (2001) ada dua fungsi penelitian pedagogis. Pertama, untuk menghasilkan pengetahuan baru tentang pengajaran dan pembelajaran, yang akan melahirkan pedagogi teoritis. Kedua, untuk
memungkinkan guru atau pendidik memahami, menjelaskan,membela,
membenarkan, dan bila perlu memodifikasi pedagogi, yang akan melahirkan
pedagogi praktis. Pedagogik praktis menempatkan dirinya dalam
situasi pendidikan dan tertuju pada pelaksanaan realisasi dari cita
(ideal) yang tersusun dalam ilmu mendidik teoritis. Sehingga pedagogi
praktis lebih berfokus tidak hanya pada ilmu mendidik secara teoritis,
namun mempelajari bagaimana agar ilmu yang dipelajari tersebut dapat
diaplikasikan dalam proses pembelajaran.
- Cara mengajar yang diterapkan oleh guru zaman dulu umumnya adalah dengan menggunakan penjelasan yang kaku, hanya membaca seperti yang tertera di dalam buku saja. Sehingga, pengetahuan yang diterima siswa hanya bersumber dari sang guru itu saja. Sedangkan guru zaman sekarang lebih sering menjelaskan secara singkat materinya, lalu mempersilahkan para siswa untuk bertanya apabila ada kesulitan. Sebelumnya, siswa dituntut untuk mempelajari terlebih dahulu materi yang akan dipelajari. Agar proses belajar yang terjadi di dalam kelas mendapatkan komunikasi dua arah. Dengan cara ini, siswa jadi terpacu untuk mengembangkan pengetahuannya, tidak hanya sebatas di sekolah. Mereka dapat mengeksplorasi rasa ingin tahu mereka terhadap materi belajar dengan browsing di internet, berdiskusi , kursus, mengikuti seminar atau pelatihan , dan lain sebagainya. Pengetahuan yang didapat pun akan semakin banyak.
- Kemudian, bagaimana penyampaian guru dalam memberikan nasehat kepada siswanya juga berbeda. Guru zaman dahulu biasanya sering menggunakan kalimat- kalimat yang kasar dalam mengoreksi siswanya. Ketika siswanya tidak mengerjakan tugas, atau telat masuk, dan mengganggu suasana belajar, sang guru aan menyinggung siswa tersebut berdasarkan penampilan dan latar belakang keluarganya. Bahkan tidak jarang menghukum mereka dengan tindakan yang sangat tidak terpuji. Hal ini akan membuat para siswa merasa dipermalukan di dalam kelas oleh gurunya. Sehingga yang muncul di benak mereka bukan tentang bagaimana memperbaiki diri, namun akan mengurangi respek mereka terhadap guru dan kemungkinan akan timbul rasa benci di hati mereka. Sehingga kemauan untuk belajar dengan guru tersebut pun akan hilang. Inilah yang menyebabkan siswa sering bolos di pelajaran-pelajaran tertentu , dengan guru-guru tertentu. Sedangkan perlakuan yang dilakukan guru zaman sekarang biasanya menasihati murid hanya dengan nasihat-nasihat yang halus dan tidak sampai menyinggung perasaan murid tersebut. Mendewasakan mereka secara berpikir dan bertindak, berangkat dari kesadaran diri mereka sendiri. Guru membiarkan mereka aktif dan mandiri, serta memiliki tanggungjawab yang kuat terhadap apa yang mereka lakukan.
- Guru zaman dahulu apabila di luar kelas, mereka akan membatasi untuk berinteraksi dengan siswanya. Sedangkan guru zaman sekarang lebih luwes dalam berinteraksi diluar kelas. Seakan akan tidak ada gap antara murid dan guru. Bahkan guru zaman sekarang dengan sangat terbuka menawarkan waktu untuk berdiskusi di luar kelas, apabila mereka sedang tidak ada urusan lain. Sehingga guru pun dapat dijadikan tempat untuk mencurahkan segala isi hati siswa tentang sekolah maupun kehidupan sehari-hari.
- Dulu, seorang guru hanya dengan menggunakan alat tulis berupa kapur dan papan tulis, ataupun spidol dalam menjelaskan materi. Namun untuk guru zaman sekarang, dengan kemajuan teknologi yang berkembang, mereka dapat memanfaatkan fasilitas tersebut dalam proses belajar. Contohnya, Guru zaman sekarang lebih suka menuliskan materi ajarnya di file presentasi yang nanti hasilnya bisa ditampilkan di layar menggunakan LCD proyektor. Disamping lebih praktis, cara ini bisa membantu para siswa untuk mengetahui lebih detail suatu gambar, objek, atau benda.
Danim, Prof. Dr. Sudarwan. 2010. Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Pedagogi Tradisional Dan Modern
- Pengajaran (teaching) yaitu teknik dan metode kerja guru dalam mentranformasikan kontes pengetahuan, merangsang, mengawasi, dan memfasilitasi pengembangan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang berhasil.
- Belajar (learning) yaitu proses siswa mengembangkan kemandirian dan inisiatif dalam memperoleh dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan.
- Hubungan siswa dibimbing oleh guru atau kegiatan belajar berpusat pada siswa, namun tetap dibawah bimbingan guru.
- Hubungan mengajar dan belajar berkaitan dengan semua pengaturan dan pada segala tahapan usia.
Teori motivsi menurut para ahli
Teori motivasi mengacu pada definisi motifasi yang merupakan sebuah
proses yang berada pada diri seseorang yang dapat memberikan stimulasi
terhadap tingkah laku atau memicu dilakukannya sebuah tindakan. Motivasi
bisa dibilang merupakan rangsangan yang dirasakan seseorang untuk
mencapai sebuah keadaan tertentu.
Motivasi yang kuat tertanam pada jiwa seseorang akan mempengaruhi
kualitas hidup yang akan diraihnya. Hal ini berkaitan dengan pencapaian
yang didapatkan dalam hidupnya. Contohnya pada konteks belajar,
seseorang mahasiswa harus menyelesaikan kuliahnya dengan baik, untuk mendapatkan pekerjaan yang diinginkan.
Teori motivasi
Teori motivasi yang banyak dikemukakan oleh pada para ahli terbentuk dari definisi motivasi yaitu “kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).” Unsur intrinsik dan ekstrinsik yang mendasari motivasi inilah, melahirkan teori-teori motivasi menurut pada ahli berikut ini :Teori Motivasi Maslow (Teori Kebutuhan)
Abraham H. Maslow mengemukan pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan yaitu meliputi :
- Kebutuhan fisiologikal (physiological needs) – contohnya rasa lapar, haus dan istitahat
- Kebutuhan rasa aman (safety needs) – Meliputi keamanan fisik, mental, psikologikal dan intelektual
- Kebutuhan akan kasih sayang (love needs) – Menginginkan kasih sayang keluarga
- Kebutuhan akan harga diri (esteem needs) – Menggambarkan status sosial seseorang
- Aktualisasi diri (self actualization) – Memiliki kesempatan bagi seseorang, untuk dapat mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya untuk mengubahnya menjadi kemampuan nyata.
Herzberg memberikan kontribusi penting terhadap pemahaman mengenai motivasi yang dengan Model Dua Faktor dari motivasi, yaitu :
- Faktor motivasional – antara lain ialah pekerjaan seseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam karier dan pengakuan orang lain.
- Faktor hygiene atau pemeliharaan - meliputi status seseorang pada sebuah organisasi, seperti hubungan seorang individu dengan atasannya dan atau rekan-rekan sekerjanya. Kebijakan organisasi, sistem administrasi dalam organisasi, kondisi kerja dan sistem imbalan yang berlaku.
Dalam buku karangannya yang berjudul “Work And Motivation” membahas motivasi dari “Teori Harapan” adalah sebagai akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu.
Bisa dijelaskan mengenai teori harapan, berarti berkata jika seseorang menginginkan sesuatu dan harapan untuk memperoleh sesuatu itu cukup besar, maka akan membuatnya sangat terdorong untuk memperoleh hal yang diinginkannya tersebut. Sebaliknya, jika harapan memperoleh hal yang diinginkannya itu tipis, motivasinya untuk berupaya akan menjadi rendah.
Teori Motivasi Alderfer (Teori “ERG)
Clyton Alderfer mengemukakan teori motivasi yang dikenal dengan akronim “ERG” yang diambil dari huruf-huruf pertama pada tiga istilah yaitu :
- E = Existence (kebutuhan akan eksistensi)
- R = Relatedness (kebutuhanuntuk berhubungan dengan pihak lain
- G = Growth (kebutuhan akan pertumbuhan)
Edwin Locke mmemberikan pendapat bahwa pada penetapan tujuan mempunyai empat jenis mekanisme motivasional yang meliputi : tujuan-tujuan mengarahkan perhatian
- Tujuan-tujuan mengatur upaya
- Tujuan-tujuan meningkatkan persistensi
- Tujuan-tujuan menunjang strategi-strategi dan rencana-rencana kegiatan
Teori-teori Motivasi Lainnya
Teori Penguatan dan Modifikasi PerilakuDalam berbagai teori motivasi banyak pembahasan yang menggolongkan terhadap model kognitif motivasi karena didasari kebutuhan seseorang mengenai persepsi orang yang bersangkutan berarti sifatnya sangat subyektif. Padahal dalam kehidupan organisasional diakui bahwa keinginannya seseorang ditentukan pula oleh berbagai konsekuensi ekstrernal.
Dalam hal ini berlaku “hukum pengaruh” yang menyatakan bahwa “Manusia cenderung untuk mengulangi perilaku yang mempunyai konsekUensi yang menguntungkan dirinya dan mengelakkan perilaku yang mengibatkan perilaku yang mengakibatkan timbulnya konsekwensi yang merugikan.”