Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Teori motivsi menurut para ahli

Teori motivasi mengacu pada definisi motifasi yang merupakan sebuah proses yang berada pada diri seseorang yang dapat memberikan stimulasi terhadap tingkah laku atau memicu dilakukannya sebuah tindakan. Motivasi bisa dibilang merupakan rangsangan yang dirasakan seseorang untuk mencapai sebuah keadaan tertentu.
Motivasi yang kuat tertanam pada jiwa seseorang akan mempengaruhi kualitas hidup yang akan diraihnya. Hal ini berkaitan dengan pencapaian yang didapatkan dalam hidupnya. Contohnya pada konteks belajar, seseorang mahasiswa harus menyelesaikan kuliahnya dengan baik, untuk mendapatkan pekerjaan yang diinginkan.

Teori motivasi

Teori motivasi yang banyak dikemukakan oleh pada para ahli  terbentuk dari definisi motivasi yaitu “kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).” Unsur intrinsik dan ekstrinsik yang mendasari motivasi inilah, melahirkan teori-teori motivasi menurut pada ahli berikut ini :
Teori Motivasi Maslow  (Teori Kebutuhan)
Abraham H. Maslow mengemukan pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan yaitu meliputi :
  1. Kebutuhan fisiologikal (physiological needs) – contohnya rasa lapar, haus dan istitahat
  2. Kebutuhan rasa aman (safety needs) –  Meliputi keamanan fisik, mental, psikologikal dan intelektual
  3. Kebutuhan akan kasih sayang (love needs) – Menginginkan kasih sayang keluarga
  4. Kebutuhan akan harga diri (esteem needs) – Menggambarkan status sosial seseorang
  5. Aktualisasi diri (self actualization) – Memiliki kesempatan bagi seseorang, untuk dapat mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya untuk mengubahnya menjadi kemampuan nyata.
Teori Motivasi Herzberg (Teori Dua Faktor)
Herzberg memberikan kontribusi penting terhadap pemahaman mengenai motivasi yang dengan Model Dua Faktor dari motivasi, yaitu :
  1. Faktor motivasional – antara lain ialah pekerjaan seseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam karier dan pengakuan orang lain.
  2. Faktor hygiene  atau pemeliharaan -  meliputi status seseorang pada sebuah organisasi, seperti hubungan seorang individu dengan atasannya dan atau rekan-rekan sekerjanya. Kebijakan organisasi, sistem administrasi dalam organisasi, kondisi kerja dan sistem imbalan yang berlaku.
Teori Motivasi Vroom (Teori Harapan)
Dalam buku karangannya yang berjudul “Work And Motivation” membahas motivasi dari “Teori Harapan” adalah sebagai akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu.
Bisa dijelaskan mengenai teori harapan, berarti berkata jika seseorang menginginkan sesuatu dan harapan untuk memperoleh sesuatu itu cukup besar, maka akan membuatnya sangat terdorong untuk memperoleh hal yang diinginkannya tersebut. Sebaliknya, jika harapan memperoleh hal yang diinginkannya itu tipis, motivasinya untuk berupaya akan menjadi rendah.
Teori Motivasi Alderfer (Teori “ERG)
Clyton Alderfer mengemukakan teori motivasi yang dikenal dengan akronim “ERG” yang diambil dari huruf-huruf pertama pada tiga istilah yaitu :
  • E = Existence (kebutuhan akan eksistensi)
  • R = Relatedness (kebutuhanuntuk berhubungan dengan pihak lain
  • G = Growth (kebutuhan akan pertumbuhan)
Teori penetapan tujuan (goal setting theory)
Edwin Locke mmemberikan pendapat bahwa pada penetapan tujuan mempunyai empat jenis mekanisme motivasional yang meliputi : tujuan-tujuan mengarahkan perhatian
  • Tujuan-tujuan mengatur upaya
  • Tujuan-tujuan meningkatkan persistensi
  • Tujuan-tujuan menunjang strategi-strategi dan rencana-rencana kegiatan

Teori-teori Motivasi Lainnya

Teori Penguatan dan Modifikasi Perilaku
Dalam berbagai teori motivasi banyak pembahasan yang menggolongkan terhadap model kognitif motivasi karena didasari kebutuhan seseorang mengenai persepsi orang yang bersangkutan berarti sifatnya sangat subyektif. Padahal dalam kehidupan organisasional diakui bahwa keinginannya seseorang ditentukan pula oleh berbagai konsekuensi ekstrernal.
Dalam hal ini berlaku “hukum pengaruh” yang menyatakan bahwa “Manusia cenderung untuk mengulangi perilaku yang mempunyai konsekUensi yang menguntungkan dirinya dan mengelakkan perilaku yang mengibatkan perilaku yang mengakibatkan timbulnya konsekwensi yang merugikan.”

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar