A. Beberapa Teori Dalam Psikologi
yang Berhubungan dengan Pengembangan Teknologi Pendidikan
Pembelajaran pada hakekatnya mempersiapkan peserta didik untuk dapat
menampilkan tingkah laku hasil belajar dalam kondisi yang nyata, atau untuk
memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya. Untuk itu, pengembang
program pembelajaran selalu menggunakan teknik analisis kebutuhan belajar untuk
memperoleh informasi mengenai kemampuan yang diperlukan peserta didik. Bahkan
setelah peserta didik menyelesaikan kegiatan belajar selalu dilakukan analisis
umpan balik untuk melihat kesesuaian hasil belajar dengan kebutuhan belajar.
Menurut Lumsdaine (dalam Miarso 2009), ilmu perilaku merupakan ilmu yang utama
dalam perkembangan teknologi pendidikan terutama ilmu tentang psikologi
belajar, sedangkan menurut Deterline (dalam miarso 2009) berpendapat bahwa
teknologi pembelajaran merupakan pengembangan ataupun aplikasi dari teknologi
perilaku yang digunakan untuk menghasilkan suatu perubahan perilaku tertentu
dari pebelajar secara sitematis guna pencapaian ketuntasan hasil belajar itu
sendiri. Sedangkan Harless (1968) menyebutnya dengan “front-end analysis”,
sedangkan Mager dan Pape (1970) menyebutnya “performance problem analysis”. Dan
Romizwoski (1986) mengistilahkan kegitan tersebut sebagai “performance
technology”. Belajar berkaitan dengan perkembangan psikologis peserta didik,
pengalaman yang perlu diperoleh, kemampuan yang harus dipelajari, cara atau
teknik belajar, lingkungan yang perlu menciptakan kondisi yang kondusif, sarana
dan fasilitas yang mendukung, dan berbagai faktor eksternal lainnya. Untuk itu,
Malcolm Warren (1978) mengungkapkan bahwa diperlukan teknologi untuk mengelola
secara efektif pengorganisasian berbagai sumber manusiawi. Romizowski (1986)
menyebutnya dengan “Human resources management technology”. Penanganan berbagai
pihak yang diperlukan dan memiliki perhatian terhadap pengembangan program
belajar dan penyelenggaraan kegiatan pembelajaran memerlukan satu teknik
tertentu yang dapat mengkoordinir dan mengakomodasikannya sesuai dengan potensi
dan keahlian masing-masing.
Kajian ahli-ahli psikologi dan sosial psikologi dalam pendidikan berlangsung
selama masa dan pasca perang dunia ke II, terutama menjadi fokus kajian di
lingkungan pengajaran militer (Lange, 1969). Hasil kajiannya membawa pengaruh
terhadap penyelenggaraan pembelajaran, terutama dalam menetapkan tujuan
pengajaran, memahami peserta didik, pemilihan metode mengajar, pemilihan sumber
belajar, dan penilaian. Kemudian berkembang beberapa kajian yang berkaitan
dengan hubungan antara media audiovisual dengan pembelajaran yang difokuskan
pada persepsi peserta didik, penyajian pesan, dan pengembangan model
pembelajaran. Studi masa itu kebanyakan diwarnai oleh aliran psikologi
behavior, sebagai contoh operant behavioral conditioning yang ditemukan BF
Skinner (1953). Teori belajar dan psikologi behavior ini mempengaruhi teknologi
pendidikan pada masa itu dalam tiga hal, yaitu:
1. Pengembangan dan penggunaan teaching machine dan program
pembelajaran;
2. Spesifikasi tujuan pendidikan ke arah behavioral
objectives; dan
3. Pencocokan konsep operant conditioning dengan konsep model
komunikasi (Ely, 1963).
B. Psikologi Pendidikan dan Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pendukung keberhasilan proses
belajar mengajar (Sunarno, 1998). Komputer termasuk salah satu media
pembelajaran. Pengunaan komputer dalam pembelajaran merupakan aplikasi
teknologi dalam pendidikan. Pada dasarnya teknologi dapat menunjang proses pencapaian
tujuan pendidikan. Namun sementara ini, komputer sebagai produk teknologi
khususnya di sekolah-sekolah kurang dimanfaatkan secara optimal, hanya sebatas
word processing saja. Kini yang perlu diperhatikan adalah bagaimana menjadikan
teknologi (komputer) dapat bermanfaat bagi kemajuan pendidikan.
Di lapangan, sistem penyajian (materi) melalui komputer dapat dilakukan melalui
berbagai cara, seperti : hyperteks, simulasi–demontrasi ataupun tutorial.
Tiap-tiap sistem memiliki keistimewaan masing–masing. Sangat menarik jika
keunggulan masing–masing sistem tersebut digabungkan ke dalam satu bentuk model
yang dapat digunakan dalam pembelajaran sehingga proses belajar mengajar akan
lebih berkesan dan bermakna.
Media pembelajaran sekarang bukan hanya sekedar alat bantu bagi guru dalam
menyampaikan materi-materi pembelajaran di sekolah. Media pembelajaran ini
manfaatnya sangat luas, dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki
peserta didik, melampaui batas ruang dan waktu, dapat membangkitkan motivasi
belajar peserta didik. Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran juga dapat
meningkatkan kemampuan peserta didik untuk mengakses teknologi informasi dan
komunikasi dan mempunyai ketrampilan dalam mengaplikasikannya.
Contoh penggunaan komputer dalam proses belajar. Keterampilan dalam menggunakan
komputer sangat dibutuhkan peserta didik untuk hidup dalam kehidupannya di masa
kini dan masa yang akan datang. Dalam perkuliahan psikologi pendidikan, selain
menggunakan berbagai media seperti proyektor, laptop, dan wi-fi, kita sebagai
mahasiswa juga diharuskan mempunyai blog sendiri. Dengan begitu, semua
mahasiswa diharuskan membuat dan mampu mengaplikasikan blog tersebut. Dari
tugas individu maupun tugas kelompok, materi kuliah dan berbagai info lainnya
dapat diakses dari blog.
C. Psikologi Pendidikan dan Teknologi Pembelajaran
Teknologi pendidikan yang juga dikenal sebagai teknologi pembelajaran adalah
studi dan etika praktik dalam memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan
kinerja dengan menciptakan, menggunakan, dan mengatur proses dan sumber
teknologi yang tepat. Istilah teknologi pendidikan sering diasosiasikan dengan
teori instruksional dan teori belajar. Teknologi instruksional meliputi proses
dan sistem belajar dan instruksi, sedangkan teknologi pendidikan berkaitan
dengan segala sistem yang digunakan dalam proses perkembangan kemampuan
manusia.
Dengan semakin berkembangnya teknologi mempengaruhi proses belajar mengajar di
dunia pendidikan. Teknologi memberikan kemudahan baik bagi pengajar maupun
peserta didik dalam mengakses informasi pembelajaran.
Teknologi ini tidak hanya terpaku pada proses belajar secara e-learning akan
tetapi proses belajar secara tatap muka (face to face) juga bisa dianggap
sebagai pemanfaatan dari teknologi tergantung dari alat maupun fasilitas yang
digunakan. Teknologi dapat berupa teknologi cetak, teknologi audio-visual,
teknologi berbasis komputer, teknologi terpadu.
Dengan adanya pemanfaatan teknologi secara efektif akan dapat menunjang proses
belajar mengajar karena bahan ajar tidak hanya terpaku pada kurikulum yang
berlaku, para peserta didik juga dapat mengembangkan kemampuan kognitif mereka
karena proses pembelajaran yang didapat tidak hanya dari institusi-institusi
tertentu.
Tiga teori utama yang merupakan dasar dalam teknologi pendidikan antara lain :
1. Behaviorisme
2. Kognitivisme
3. Konstruktivisme
D. Ragam Model Pembelajaran
Ragam model pembelajaran adalah berbagai cara yang digunakan oleh guru ataupun
staf pengajar dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas sebagai
upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Ragam model pembelajaran yang dibuat tentu mempunyai benefit/manfaat yang
sekiranya berguna bagi semuanya, adapun model desain pembelajaran ditujukkan
untuk:
1. Memudahkan para pengajar dlm memilih desain pembelajaran
yang cocok untuk dipakai.
2. Meningkatkan hasil belajar anak didik baik dari segi
pemahaman konsep maupun prakteknya,mningkatkan daya kreatifitas anak didik.
3. sebagai materi bahan ajar dan bahan acuan bagi pengajar
Berbagai ragam model pembelajaran metode pembelajaran:
1. Metode Ceramah
Dalam metode ceramah proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru
umumnya didominasi dengan cara ceramah.
2. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan penyajian materi
melalui pemecahan masalah, atau analisis sistem produk teknologi yang
pemecahannya sangat terbuka. Suatu diskusi dinilai menunjang keaktifan siswa
bila diskusi itu melibatkan semua anggota diskusi dan menghasilkan suatu
pemecahan masalah.
Jika metoda ini dikelola dengan baik, antusiasme siswa untuk terlibat dalam
forum ini sangat tinggi. Tata caranya adalah sebagai berikut: harus ada
pimpinan diskusi, topik yang menjadi bahan diskusi harus jelas dan menarik,
peserta diskusi dapat menerima dan memberi, dan suasana diskusi tanpa tekanan.
3. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara pengelolaan pembelajaran dengan memperagakan
atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, benda, atau cara kerja
suatu produk teknologi yang sedang dipelajari. Demontrasi dapat dilakukan
dengan menunjukkan benda baik yang sebenarnya, model, maupun tiruannya dan
disertai dengan penjelasan lisan.
Demonstrasi akan menjadi aktif jika dilakukan dengan baik oleh guru dan
selanjutnya dilakukan oleh siswa. Metoda ini dapat dilakukan untuk kegiatan
yang alatnya terbatas tetapi akan dilakukan terus-menerus dan berulang-ulang
oleh siswa.
4. Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas adalah cara mengajar atau penyajian materi melalui
penugasan siswa untuk melakukan suatu pekerjaan. Pemberian tugas dapat secara
individual atau kelompok. Pemberian tugas untuk setiap siswa atau kelompok
dapat sama dan dapat pula berbeda.
Agar pemberian tugas dapat menunjang keberhasilan proses pembelajaran, maka:
a. Tugas harus bisa dikerjakan oleh siswa atau kelompok
siswa,
b. Hasil dari kegiatan ini dapat ditindaklanjuti dengan
presentasi oleh siswa dari satu kelompok dan ditanggapi oleh siswa dari
kelompok yang lain atau oleh guru yang bersangkutan,
c. Di akhir kegiatan ada kesimpulan yang didapat.
5. Metode Tanya jawab
Metode tanya jawab adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan
mengahasilkan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan siswa memahami materi
tersebut. Metoda Tanya Jawab akan menjadi efektif bila materi yang menjadi
topik bahasan menarik, menantang dan memiliki nilai aplikasi tinggi.
Pertanyaaan yang diajukan bervariasi, meliputi pertanyaan tertutup (pertanyaan
yang jawabannya hanya satu kemungkinan) dan pertanyaan terbuka (pertanyaan
dengan banyak kemungkinan jawaban), serta disajikan dengan cara yang menarik.
6. Mind Mapping
Suatu metode untuk memaksimalkan potensi pikiran dengan menggunakan
otak kanan dan otak kirinya secara simultan. Biasanya dalam bentuk power
point.
Sebenarnya masih banyak metode-metode pembelajaran. Dari keenam metode diatas
adalah metode pembelajaran yang paling sering digunakan dalam pembelajaran.
E. Hubungan Psikologi Pendidikan dengan Teknologi
Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin, asal kata jamaknya adalah medium. Medium arti
sederhananya adalah ANTARA. Kembali ke istilah belajar. Belajar terjadi ketika
ada interaksi dengan sumber belajar (mengalami). Untuk berinteraksi dengan
sumber belajar, tentunya perlu “makelar” alias “perantara”. Disitulah peran
penting diperlukannya apa yang dinamakan MEDIA. Tentu saja, dalam hal ini
adalah media pembelajaran. Dengan demikian, karena dalam proses pembelajaran
terjadi proses komunikasi atau interaksi antara orang yang belajar dengan aneka
sumber belajar, maka agar komunikasi atau interaksi tersebut terjadi secara
optimal dibutuhkan media pembelajaran yang relevan tentunya.
Teknologi pendidikan memegang peran yang penting, terutama setelah
berkembangnya TIK, dimana komputer menjadi bagian integral didalamnya.
Teknologi pendidikan merupakan pengembangan, penerapan, dan penilaian
sistem-sistem, teknik-teknik dan alat-alat baru untuk memperbaiki proses
pembelajaran.
Perlu diingat, teknologi tidak akan menggantikan guru. Teknologi pembelajaran,
sebenarnya memiliki posisi dan peran sebagai pengembang multimedia pembelajaran
yang bermutu. Tentu saja bekerjasama dengan pihak lain.
Implementasi teknologi di bidang pendidikan perlu diintegrasikan ke dalam
perencanaan (master plan) terhadap semua aspek pengembangan pendidikan secara
seimbang (bukan secara proyek). Sering pengumuman yang muncul di media mengenai
teknologi di arena pendidikan kelihatannya kurang menilaikan penelitian dan
pengalaman di dunia pendidikan. Kasus-kasus teknologi dan pendidikan tertentu
kelihatannya juga diankat sebagai solusi umum.Memang kita wajib untuk mencari
solusi yang kreatif, tetapi kita juga wajib untuk belajar dari
pengalaman-pengalaman yang ada di dunia supaya kita tidak hanya mengulangkan kegagalan
negara lain.
Dengan mengkombinasikan soft-technology (seperti strategi, metode pembelajaran)
yang tepat dengan hard-technology yang ada, maka seorang pengajar dapat
menyulap proses pembelajaran menjadi suatu pembelajaran yang menarik dan
efektif (tujuan tercapai). Dalam hal ini, bukan teknologi yang membuat suatu
pembelajaran berhasil, tapi ketepatan menerapkan teknologi itulah yang
menyebabkan suatu pembelajaran berhasil dengan baik.